PELATIHAN PLC
A.
Macam Kendali
1.
Sistem Pengendalian Manual
Instalasi listrik tenaga pada awalnya
menggunakan kendali motor konvensional secara manual. Untuk menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik digunakan saklar manual mekanis, diantaranya
adalah saklar togel (Toggle Switch).
Saklar ini merupakan tipe saklar yang sangat sederhana yang banyak digunakan
pada motor-motor berdaya kecil. Operator yang mengoperasikannya harus
mengeluarkan tenaga otot yang kuat.

Gambar A1. Sistem
Pengendalian Manual
2.
Sistem Pengendalian Semi-Otomatis
Pada kendali semi-otomatis, kerja
operator sedikit ringan (tidak mengeluarkan tenaga besar), cukup dengan jari
menekan tombol tekan start saat awal
menggerakkan motor dan menekan tombol stop
saat menghentikan putaran motor. Untuk menghubungkan atau memutuskan aliran
arus listrik menggunakan konduktor magnit, yang bisa dilengkapi relay pengaman
arus lebih (Thermal Overload Relay)
sebagai pengaman motor.

Gambar A2. Sistem
Pengendalian Semi-Otomatis
3.
Sistem Pengendalian Otomatis
Dengan kendali otomatis, kerja
operator semakin ringan, yaitu cukup memonitor kerja dari sistem, sehingga
dapat menghemat energi fisiknya. Deskripsi kerja dari sistem kendali otomatis
dibuat dengan suatu program dalam bentuk rangkaian konduktor magnit yang
dikendalikan oleh sensor, sehingga motor dapat bekerja maupun berhenti secara
otomatis.

Gambar A3. Sistem Pengendalian
Otomatis
B.
Kendali PLC
1.
Definisi dan Konsep PLC
PLC merupakan
singkatan dari Programmable Logic Control.
Alat ini merupakan salah satu jenis dari microcontroller
dan merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didesain
untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori
yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, pewaktuan,
pencacahan, dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun
analog.
Berdasarkan
namanya, konsep PLC adalah sebagai berikut:
a.
Programmable, menunjukkan kemampuan
dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah
diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
b.
Logic, menunjukkan kemampuan dalam
memproses input secara aritmatik dan logika (ALU = Aritmathic Logic Unit), yakni melakukan operasi perbandingan,
penjumlahan, perkalian, pembagian, pengurangan, negasi, AND, OR, dan lain
sebagainya.
c.
Controller, menunjukkan kemampuan dalam
mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
2.
Komponen PLC
Secara umum PLC
memiliki bagian-bagian yang sama dengan komputer maupun mikrokontroler, yaitu
CPU, Memori dan I/O. susunan komponen PLC dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar
B1. Susunan Komponen PLC
a.
CPU (Central Processing Unit)
CPU merupakan bagian utama dan
merupakan otak dari PLC. CPU ini berfungsi untuk melakukan komunikasi dengan PC
atau Console, interkoneksi pada setiap bagian PLC, mengeksekusi
program-program, serta mengatur input dan output sistem.
b.
Memori
Memori merupakan tempat menyimpan
data sementara dan tempat menyimpan program yang harus dijalankan, dimana
program tersebut merupakan hasil terjemahan dari Ladder Diagram yang dibuat oleh user.
Sistem memori PLC juga mengarah pada teknologi flash memory. Dengan menggunakan flash memory maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan programming maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu pada flash memory juga terdapat EPROM yang
dapat dihapus berulang-ulang.
Sistem memori dibagi dalam blok-blok
dimana masing-masing blok memiliki fungsi sendiri-sendiri. Beberapa bagian dari
memori digunakan untuk menyimpan status dari input dan output, sementara bagian
memori yang lain digunakan untuk menyimpan variable
yang digunakan pada program seperti nilai timer
dan counter. PLC memiliki suatu
rutin kompleks yang digunakan untuk memastikan memori tidak rusak. Hal ini
dapat dilihat lewat lampu indikator pada PLC.

Gambar B2. Tabel Indikator
PLC
c.
Catu Daya PLC
Catu daya (power supply) digunakan untuk memberikan tegangan pada PLC.
Tegangan masukan pada PLC biasanya sekitar 24 VDC atau 220 VAC. Pada PLC yang
besar, catu daya biasanya diletakkan terpisah.
Catu daya tidak digunakan untuk
memberikan daya secara langsung ke input maupun output, yang berarti input dan
output murni merupakan saklar. Jadi pengguna harus menyediakan catu daya untuk
input dan output pada PLC. Dengan cara ini maka PLC itu tidak akan mudah rusak.
d.
Rangkaian Input PLC
Kemampuan suatu sistem otomatis
tergantung pada kemampuan PLC dalam membaca sinyal dari berbagai piranti input,
contoh sensor. Untuk mendeteksi suatu proses dibutuhkan sensor yang tepat untuk
tiap-tiap kondisi. Sinyal input dapat berupa logika 0 dan 1 (ON dan OFF)
ataupun analog.
Pada Jalur Input terdapat rangkaian
antarmuka yang terhubung dengan CPU. Rangkaian ini digunakan untuk menjaga agar
sinyal-sinyal yang tidak diinginkan tidak langsung masuk ke dalam CPU. Selain
itu juga rangkaian ini berfungsi sebagai tegangan dari sinyal-sinyal input yang
memiliki tegangan kerja yang tidak sama dengan CPU agar menjadi sama. Contoh
Jika CPU menerima input dari sensor yang memiliki tegangan kerja sebesar 24VDC
maka tegangan tersebut harus dikonversi terlebih dahulu mendai 5VDC agar sesuai
dengan tegangan kerja CPU.
e.
Rangkaian Output PLC
Suatu sistem otomatis tidak akan
lengkap jika sistem tersebut tidak memiliki jalur output. Output sistem ini
dapat berupa analog maupun digital. output analog digunakan untuk menghasilkan
sinyal analog sedangkan output digital digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan jalur, misalnya piranti output yang sering dipakai dalam PLC adalah
motor, relai, selenoid, lampu, dan speaker. Seperti pada rangkaian input PLC,
pada bagian output PLC juga dibutuhkan suatu antarmuka yang digunakan untuk
melindungi CPU dari peralatan eksternal. Antarmuka output PLC sama dengan
antarmuka input PLC.
f.
Penambahan I/O PLC
Setiap PLC pasti memiliki jumlah I/O
yang terbatas, yang ditentukan berdasarkan tipe PLC. Namun dalam Aplikasi
seringkali I/O yang ada pada PLC tidak mencukupi. Oleh sebab itu diperlukan
perangkat tambahan untukmenambah jumlaj I/O yang tersedia. Penambahan jumlah
I/O ini dinamakan dengan expansin Unit.
3.
Fungsi dan Prinsip Kerja PLC
Fungsi dan
kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan
secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1.
Sequencial Control. PLC memproses input
sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik
secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah
dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2.
Monitoring Plant. PLC secara terus
menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat
ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses
yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan
tersebut pada operator.
Prinsip kerja
sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai
program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk
mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.
4.
Contoh Aplikasi PLC
a)
Lampu Lalu Lintas (Traffic
Light)

Gambar B3. Contoh aplikasi
Traffic Light
b)
Pengepakan Barang

Gambar
B4. Contoh aplikasi Pengepakan Barang
5.
Simbol-simbol Ladder Diagram
a)
Load / LD = Start pada NO
(Normally Open) input

b)
Load Not / LD NOT = Start pada
NC (Normally Close) input

c)

AND =
menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk NO secara seri


d)

AND NOT =
menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk NC


e)
OR = menghubungkan dua atau
lebih input dalam bentuk NO secara paralel

f)
OR NOT = menghubungkan dua atau
lebih input dalam bentuk NC secara paralel

g)
OUTPUT / OUT = menyalakan
output

h)
END = mengakhiri program
6.
Pengenalan Pemrograman PLC dengan CX-Programmer
Untuk memulai
membuat program pada cx-programmer ada beberapa hal yang perlu diketahui:
a)
Buka aplikasi CX-Programmer, maka muncul
seperti gambar dibawah ini

Gambar B5. Tampilan pertama CX-Programmer
b)
Pilih File > New, untuk membuat program baru dan muncul gambar seperti
dibawah ini

Gambar B6. Setting PLC
c)
Pilih Device Type (sesuai tipe PLC yang digunakan), misalnya CPM1A
d)
Klik Setting pada Device Type, pilih CPU10 (biasa digunakan)
e)
Pilih Network Type > SYSMAC WAY, kemudian klik Setting

Gambar B7. Setting Jalur
Komunikasi
f)
Setelah klik Setting, maka akan
muncul seperti ini

Gambar B8. Setting Port
g)
Klik pada tabulasi Driver > Pilih Port Name sesuai dengan yang terdeteksi di PC/Laptop, kemudian klik
OK untuk semua kotak dialog yang
muncul
h)
Setelah itu muncul lembar baru,
pemrograman siap dimulai

Gambar B9. Tampilan Lembar Kerja
CX-Programmer
7.
Data Memori PLC Omron
PLC Omron CPM1A

Gambar B10. Data Memori PLC
Omron CPM1A
PLC Omron CPM2A

C.
Teori dan Praktik PLC
1.
Pemrograman PLC dengan CX-Programmer
a.
Memasukkan Simbol Ladder
Diagram
Setelah memahami konfigurasi
permulaan pemrograman dengan PLC maka selanjutnya bisa mulai memasukkan
simbol-simbol ladder diagram. Misalnya untuk membuat kontak NO tekan huruf “C” akan muncul gambar seperti gambar
dibawah ini

Gambar C1. Memasukkan Kontak
NO
LD 0.00 merupakan sebuah simbol
ladder, dimana LD adalah Load Contact (NO) dan 0.00 adalah alamat yang
diberikan. Untuk memasukkan simbol NC tekan “garis miring (/)” akan muncul gambar seperti dibawah ini

Gambar C2. Memasukkan Kontak
NC
LDNOT adalah Load Not (NC) sedangkan
0.00 adalah alamatnya. Untuk memasukkan simbol output/koil kita bisa langsung
tekan huruf “O” akan muncul seperti
gambar dibawah ini

Gambar C3. Memasukkan
Out/Koil
OUT adalah output/koil dan 10.00
adalah alamatnya. Sedangkan untuk instruksi fungsi ini sedikit berbeda dimana
kita langsung menuliskan instruksi apa yang ingin dimasukkan, misalnya ingin
memasukkan instruksi TIMER, langsung saja ketik “TIM” akan muncul seperti gambar dibawah ini

Gambar C4. Memasukkan
instruksi fungsi
TIM adalah TIMER, 0 pertama adalah
alamat timer, dan 0 kedua adalah nilai timer.
NB : untuk setiap
pengalamatan antara out dengan out ataupun instruksi fungsi dengan instruksi
fungsi lainnya tidak boleh ada yang sama. Misal, diatas kita sudah
mengalamatkan out dengan alamat 10.00, maka untuk out selanjutnya tidak boleh
ada yang sama. Bila sama maka akan eror.
b.
Cara transfer program ke PLC
Setelah kita selesai membuat sebuah
program. Untuk mentransferkan program yang kita buat ke PLC, maka langkahnya
adalah sebagai berikut:
Ø Tekan Ctrl + W (untuk
work online), tekan Yes apabila
muncul kotak dialog lagi

Gambar C5. Work Online
Ø Setelah terhubung antara PC dengan PLC, tekan pada keyboard Ctrl + T, maka akan muncul kotak dialog

Gambar C6. Transfer PLC
Ø Klik OK, apabila ada
kotak dialog lagi tekan saja Ok/Yes
2.
Pengawatan
Pengawatan merupakan suatu kegiatan
dimana kita membuat rangkaian pada hardware yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan kita. Untuk pengawatan PLC contohnya seperti gambar dibawah ini

Gambar C7. Contoh Pengawatan
pada PLC
3.
Instruksi PLC
a.
Gerbang Logika

Gambar C8. Gerbang AND

Gambar C9. Gerbang OR

Gambar C10. Gerbang NOT
b.
Instruksi SET & RESET dan KEEP
-
SET & RESET

Gambar C11. Instruksi SET
& RESET
Instruksi SET berfungsi mengaktifkan
output 10.00 ketika input 0.00 dalam keadaan ON. Output 10.00 akan tetap ON
meski input 0.00 dalam keadaan OFF.
Instruksi RSET berfungsi mematikan
output 10.00 ketika input 0.01 dalam keadaan ON. Output 10.00 akan tetap OFF
meski input 0.01 dalam keadaan OFF.
-
KEEP
Instruksi KEEP adalah perintah yang
menyatakan pengunci pada koil itu sendiri tanpa adanya kontak pengunci ataupun
kontak yang menyebabkan koil itu terkunci.

Gambar C12. Instruksi KEEP
Instruksi KEEP diatas akan
mempertahankan kondisi ON pada output 10.00 ketika input 0.00 dalam kondisi ON
dan ketika input 0.00 dalam kondisi OFF (dilepas).
Output 10.00 akan OFF ketika input
0.01 dalam kondisi ON dan ketika dalam kondisi OFF (dilepas). Input 0.01 bisa
dikatakan sebagai reset dari instruksi KEEP.
c.
Instruksi TIMER dan COUNTER
-
TIMER
Pada sebagian besar aplikasi kontrol
terdapat peralatan untuk beberapa aspek pewaktuan (timing). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk program yang dapat
digunakan. Metode umum dari pemrograman sebuah rangkaian timer adalah untuk
menentukan interval yang dihitung dari suatu kondisi atau keadaan.

Gambar C13. Simbol Ladder instruksi
Timer

Gambar C14. Instruksi Timer
Cara kerja dari instruksi Timer
adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapat input, maka timer akan bekerja selama
set value yang ditentukan (diatas menggunakan 10 detik, 1 detik = #10). Ketika
set value terpenuhi maka kontak dari timer yaitu T0000 akan ON dan menghidupkan
output 10.00
-
COUNTER
Instruksi COUNTER digunakan untuk
menghitung input yang masuk ke dalam counter tersebut.

Gambar C15. Simbol Ladder
instruksi Counter

Gambar C16. Instruksi
Counter
Cara kerja instruksi COUNTER adalah,
ketika counter (CNT 0000) mendapat input sebanyak dari set value (diatas
menggunakan 5 kali), maka akan mengaktifkan kontak counter yaitu C0000 sehingga
output 10.00 akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa menggunakan input
0.01.
d.
DIFU dan DIFD
-
DIFU
DIFU merupakan singkatan dari
Differentiate Up dimana aplikasi kontrol ini berfungsi untuk meng-ON kan output
selama satu scan.

Gambar C17. Instruksi DIFU
Cara kerjanya, apabila input 0.00
ditekan maka output DIFU 2.00 akan ON dan kontak DIFU 2.00 akan hidup hanya
sekejap walaupun input 0.00 ditekan lama. Bisa dikatakan DIFU ini bekerja pada
saat transisi dari OFF ke ON.
-
DIFD
DIFD merupakan singkatan dari Differentiate
Down dimana aplikasi kontrol ini berfungsi meng-ON kan output selama satu scan.
Bedanya, DIFD ini bekerja pada saat transisi dari ON ke OFF.

Gambar C18. Instruksi DIFD
Cara kerjanya apabila input 0.00
ditekan atau ON maka output DIFD 2.00 tidak akan ON. Output DIFD akan ON hanya
sekejap jika input 0.00 dilepas (OFF). Transisi dari input ON kemudian OFF.
e.
Internal Relay, Data Memory, dan Holding Relay
-
Internal Relay
Internal relay (IR) merupakan relay
bantuan yang terdapat dalam PLC. Untuk tipe CPM1A area IR mulai dari IR 200 –
IR 231.
-
Data Memory
Data Memory (DM) merupakan sebuah
memori pada PLC yang dapat menyimpan suatu data atau nilai. Untuk tipe CPM1A
area DM mulai dari DM0000 – DM1023.
-
Holding Relay
Holding relay atau (HR) merupakan relay
internal yang memiliki kemampuan mempertahankan kondisi terakhir meskipun
sumber tegangan pada PLC dimatikan.
f.
Instruksi Komparasi dan MOV
-
COMPARE
Instruksi ini digunakan untuk
membandingkan dua buah data.

Gambar C19. Instruksi
Compare
Cara kerja instruksi diatas adalah
ketika input 0.00 ON maka instruksi Compare (CMP) akan bekerja dan
membandingkan nilai data pada DM0 dengan DM1. Apabila data pada DM0 lebih kecil
dari DM1, maka kontak P_LT (Less Than) akan aktif dan menghidupkan 2.00.
Apabila nilai DM0 sama dengan DM1, maka kontak P_EQ (Equals) akan aktif dan
menghidupkan 2.01. Apabila nilai DM0 lebih besar dari DM1, maka kontak P_GT
(Greater Than) akan aktif dan menghidupkan 2.02.
-
MOV
Instruksi MOV (Move) merupakan sebuah
instruksi yang mampu memindah data atau nilai dari suatu memori ke alamat
memori yang lain.

Gambar C20. Instruksi MOV
Cara kerja instruksi MOV diatas
adalah ketika input 0.00 ON maka instruksi MOV akan bekerja dan memindahkan
nilai 10 (#10) ke dalam Data Memory 000 (DM0).
g.
Instruksi Shift Register
Instruksi Shift Register (SFT)
berfungsi untuk menggeser bit.

Gambar C21. Instruksi Shift
Register
Cara kerja instruksi SFT diatas
adalah ketika input 0.00 ON maka instruksi SFT ini akan menggeser bit pada HR0
(terdapat 16 bit) dimulai dari HR0.00 sampai HR0.15 dan dilanjutkan menggeser
bit pada HR1 (terdapat 16 bit) dimulai dari HR1.00 sampai HR1.15.
h.
Instruksi Aritmatik
-
ADD

Gambar C22. Instruksi ADD
Cara kerja instruksi ADD adalah
ketika input 0.00 ON maka instruksi ADD akan bekerja dan menjumlahkan nilai
pada DM0 dengan nilai sebesar 10 dan hasilnya ditaruh pada DM1
-
SUB

Gambar C23. Instruksi SUB
Cara kerja instruksi SUB adalah
ketika input 0.00 ON maka instruksi SUB akan bekerja dan mengurangi nilai pada
DM0 dengan nilai sebesar 10 dan hasilnya ditaruh pada DM1
-
MUL

Gambar C24. Instruksi MUL
Cara kerja instruksi MUL adalah
ketika input 0.00 ON maka instruksi MUL akan bekerja dan mengalikan nilai pada
DM0 dengan nilai sebesar 10 dan hasilnya ditaruh pada DM1
-
DIV

Gambar C25. Instruksi DIV
Cara kerja instruksi DIV adalah ketika
input 0.00 ON maka instruksi DIV akan bekerja dan membagi nilai pada DM0 dengan
nilai sebesar 10 dan hasilnya ditaruh pada DM1
artikel diatas dapat di download, disini
keren gan .......
BalasHapusgambar tidak muncul dan link tidak bisa di download, apakah link bisa di update?
BalasHapusPadahal lumayan lengkap penjelasanya tetapi gambarnya tidak terbuka
BalasHapusgambar tidak bisa kebuka
BalasHapus